Memaafkan (membebaskan utang) orang yang
kesulitan
:
( HR.MUSLIM No:2921 )
Hadis riwayat Abu Mas`ud ra., ia
berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: Seorang lelaki dari umat sebelum kamu
menghadapi penghitungan amal perbuatan, lalu tidak didapati satu amal kebajikan
pun miliknya, kecuali bahwa ia pernah mengutangkan manusia ketika masa kaya
lalu memerintahkan pembantu-pembantunya untuk memaafkan (membebaskan utang)
orang yang kesulitan. Rasulullah saw. bersabda: Allah Azza wa Jalla berfirman:
Kami lebih berhak berbuat begitu dari ia, maka ampunilah dia!.
Fakir, Miskin, Islam dan Kepedulian
Sosial
Islam mengajarkan pada kita untuk peduli pada anak yatim, fakir, miskin, orang-orang terlantar lainnya agar orang-orang terlantar tersebut selalu disantuni. Allah swt sangat mengecam orang-orang yang mengatakan dan berbuat seperti orang beriman tetapi tidak peduli dengan anak yatim dan fakir miskin. Bahkan Allah swt mencap orang-orang yang seperti demikian sebagai pendusta agama. (Surat Al Ma’un ayat 1-3 )
[ hadits ] Hadits Tentang Tolong Menolong
Manusia pada dasarnya
diciptakan di dunia ini dengan berpasang-pasangan sehingga dari situ lahirlah
sebuah keluarga. Kemudian dari keluarga ini akan lahir keturunan yang tidak
sedikit yang di kemudian hari akan terbentuk dari kumpulan keluarga yang banyak
ini menjadi masyarakat.
Pada dasarnya pula seseorang
tidak dapat hidup sendiri, dia juga membutuhkan bantuan orang lain dalam
menyelesaikan masalah- masalahnya. Oleh karena itu agama islam memerintahkan
kepada umatnya untuk saling tolong-menolong terhadap sesama manusia secara umum
dan sesama muslim dan muslimah secara khusus.
Berikut ada sebuah hadits yang
memerintahkan kepada kita untuk saling membantu sesama muslim dalam menghadapi
kesulitan
حدّثنا يحيى بن
يحيى التّميميّ وابو بكر بن أبي شيبة ومحمّد بن العلاء الهمداني واللفظ ليحيى قال
يحيى أخبرنا و قال الآخران حدّثنا أبو معاوية عن الأعمش عن أبي صالح عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ قال قال رسول
الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
:
- مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ
اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ،
- وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ،
- وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ
الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
- وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ
بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ
بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ
نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ
الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ،
- وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ .(رواه مسلم)
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Yahya bin Yahya
At-Tamimi, Abu bakar bin Abi Syaibah, dan Muhammad bin ‘Ala’ Al-Hamdani telah
mengabarkan kepada kami dan Yahya berkata berkata ;
Abu Mu’awiyah telah
mengabarkan kepada kami dan dia meriwayatkan dari A’masy bin Sholih, dan dia
meriwayatkan dari Abu Hurairah R.A ;
Abu Hurairah R.A
berkata ;
Rasulullah SAW
bersabda ;
-Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan
dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat.
-Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat
-Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat.Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya.
-Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya.
-Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.
Keterangan hadits :
Hadits
ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rowil A’la Abu Hurairah R.A Sahabat
Rasulullah SAW
Hadits
ini juga tertulis di buku matan Shohih Muslim
Terbitan
: Jam’iyyah Maknaz Islamiy
Jilid
: Shohih Muslim jilid 2
Halaman
: 1139
Judul
: Kitab Dzikir, Do’a, Taubat, dan Istighfar
Bab
:
11
Nomor
hadits : 7028
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Siapa yang membantu seorang muslim dalam
menyelesaikan kesulitannya, maka akan dia dapatkan pada hari kiamat sebagai
tabungannya yang akan memudahkan kesulitannya di hari yang sangat sulit
tersebut.
2. Sesungguhnya pembalasan disisi Allah SWT sesuai
dengan jenis perbuatannya.
3. Berbuat baik kepada makhluk merupakan cara untuk
mendapatkan kecintaan Allah SWT
4. Membenarkan niat dalam rangka mencari ilmu dan
ikhlas didalamnya agar tidak menggugurkan pahala sehingga amalnya dan
kesungguhannya sia-sia.
5. Memohon pertolongan kepada Allah SWT dan kemudahan
dari-Nya, karena ketaatan tidak akan terlaksana kecuali karena kemudahan dan
kasih sayang-Nya.
6. Selalu membaca Al Quran, memahaminya dan
mengamalkannya.
7. Keutamaan duduk di rumah Allah untuk mengkaji ilmu.
Ayat yang berkaitan
dengan hadits / موضوعات الحديث :
1. Menumbuhkan kepekaan sosial : Surat Al-Maun
: 1-7, Al-Ma’arij : 24
2. Menjaga nama baik seseorang : Al-Hujurat :
11
3. Menumbuhkan tradisi ilmiah : Al-‘Alaq : 1,
4. Berinteraksi terhadap Al Quran : Al-Muzzammil
: 4, Muhammad : 24,
Al-Ahzab : 36
Mohon
dikoreksi jika ada yang salah, syukron :)
Dalam sebuah riwayat digambarkan:
Dari Nu’man bin Basyir ra, Rasulullah SAW bersabda:
Dari Nu’man bin Basyir ra, Rasulullah SAW bersabda:
‘Perumpamaan persaudaraan kaum
muslimin dalam cinta dan kasih sayang diantara mereka adalah seumpama satu
tubuh. Bilamana salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka akan dirasakan
oleh bagian tubuh yang lainnya, seperti ketika tidak bisa tidur atau ketika
demam. (HR. Muslim)
Hadits ini menggambarkan tentang adanya saling tolong menolong dalam masyarakat Islami. Dimana digambarkan keadaannya seperti satu tubuh; jika ada satu anggota masyarakat yang sakit, maka yang lain ikut merasakannya. Minimal dengan menjenguknya, atau bahkan memberikan bantuan. Dan terkadang bantuan yang diterima, jumlahnya melebihi ‘biaya’ yang dikeluarkan untuk pengobatan. Sehingga terjadilah ‘surplus’, yang minimal dapat mengurangi ‘beban’ penderitaan orang yang terkena musibah. Hadits ini menjadi dasar filosofi tegaknya sistem asuransi syariah khususnya Asuransi Takaful.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar